Tujuan Kelahiran Manusia mengikut Islam & Barat
Tujuan Kelahiran Manusia mengikut Islam & Barat
Segala sesuatu yang ada di dunia ini merupakan penciptaan dari Allah yang Maha Kuasa. Termasuk dari segala apa yang diciptakannya tidak satu pun memiliki tujuan dan manfaat. Semut hewan yang kecil saja terdapat manfaat diciptakannya semut dalam islam. Termasuk terhadap proses penciptaan manusia yang ada di muka bumi ini beserta segala isi alam semesta.
Air yang mengalir dengan siklus di kehidupan manusia, hewan-hewan yang terus berkembang sebagai pengelengkap hidup manusia, dan lain sebagainya. Penicptaan tersebut Allah ciptakan semata-mata untuk kebaikan hidup manusia pula.
Untuk bisa bersyukur dan menghayati betapa besarnya karunia Allah pada manusia, maka itu perlu kiranya manusia mengetahui apa tujuan penciptaan dirinya atau tujuan hidup menurut islam sesuai apa yang dikatakan oleh Allah. Dengan mengetahui hakikat penciptaan manusia, maka manusia akan mengarahkan hidupnya untuk tujuan hidup yang telah Allah tentukan serta berusaha sekuat mungkin untuk mendapatkan akhir terbaik dari tujuan hidupnya. Berikut adalah penjelasan mengenai tujuan penciptaan manusia :
”Dan tidaklah Aku menciptakan Jin dan Manusia kecuali hanya untuk beribadah kepada-Ku” (QS Adzariyat : 54)
Allah adalah Zat Yang Maha Agung yang menciptakan manusia. Allah menciptakan manusia dengan kekuasaanya dan kemaha dahsyatannya membuat manusia tidak ada pilihan selain dari mengabdi dan melakukan apa yang Allah inginkan. Bahkan ketika memilih untuk tidak taat dan patuh pun manusia lah yang akan merugi. Allah telah memberikan jalan terbaik dan dampak yang baik akan didapatkan oleh manusia. Untuk itu akan sangat banyak manfaat beriman kepada Allah SWT yang akan menyelamatkan bukan menyesatkan kita.
Konsep manusia menurut islam semata-mata untuk mengabdi atau melaksanakan ibadah kepada Allah. Ibadah sendiri berasal dari kata Abada yang artinya adalah sebagai budak. Untuk itu manusia hakikatnya adalah sebagai budak atau hamba dari Allah. Seorang budak atau hamba tidak lain pekerjaannya adalah mengikuti apa kata majikannya, menggantungkan hidup pada majikannya, dan senantiasa menjadikan perkataan majikannya sebagai tuntunan hidupnya.
Perintah Allah untuk taat dan menyembah Allah adalah sebagai bentuk kasih sayang Allah agar manusia tidak merugi. Ketika manusia menyembah atau menjadikan hal lain sebagai Illah atau Tuhannya, maka dia tidak akan mendapatkan apa-apa selain kerugian. Untuk itu Allah memerintahkan manusia untuk beriman pada rukun iman dan melaksankaan rukun islam sebagai tuntunan dasar islam.
Di zaman dahulu ada masyarakat yang menyembah berhala berupa patung. Tentunya orang tersebut merugi karena patung yang merupakan batu atau benda mati, tidak bisa berbuat apapun malah berbicara pun tidak bisa. Manusia yang menjadikan kebebasan diri dan hawa nafsu sebagai tuhannya juga akan malah merugi. Hawa nafsu dan kebebasan manusia tidak bisa menuntun manusia malah akan menyesatkan. Untuk itu, Manusia seharusnya menjadi raja bagi kebebasan dan hawa nafsunya bukan justru diperbudak.
Contohnya sudah banyak, seperti minum-minuman keras, pergaulan bebas, dan lain sebagainya membuat manusia akhirnya malah tersesat dan terperosok. Bukan menjadi baik dan teratur hidupnya malah justru sebaliknya.
Tugas manusia adalah menjadi khalifah di muka bumi. Khalifah sendiri bisa bermakna pemimpin atau penggganti. Misi ini adalah hakikat manusia menurut islam yang harus dilakukan. Untuk mengetahui apa sebetulnya makna khalifah maka perlu memahaminya lebih dalam lagi dengan pendekatan ayat Al-Quran.
“Ingatlah ketika Tuhanmu berfirman kepada para Malaikat: “Sesungguhnya Aku hendak menjadikan seorang khalifah di muka bumi.” Mereka berkata: “Mengapa Engkau hendak menjadikan (khalifah) di bumi itu orang yang akan membuat kerusakan padanya dan menumpahkan darah, padahal kami senantiasa bertasbih dengan memuji Engkau dan mensucikan Engkau?” Tuhan berfirman: “Sesungguhnya Aku mengetahui apa yang tidak kamu ketahui.” (QS : Al Baqarah : 30)
Bentuk pengabdian manusia kepada Allah salah satunya adalah menjalankan misi hidupnya sebagaimana yang telah Allah berikan untuk menjadi Khalifah fil Ard. Khalifah artinya adalah pemimpin. Tugas pemimpin adalah mengelola dan memperbaiki agar hal yang diatur dan dipimpinnya menjadi baik. Pemimpin atau Khalifah bukan arti sebagai status yang menjalankannya hanya orang-orang tertentu.
Khalifah di muka bumi dilakukan oleh semua orang dan di semua lingkup. Keluarga, pekerjaan, lingkungan sekitar, masyarakat, dan negara adalah lingkup dari khalifah fil ard. Untuk menjalankannya maka kita membutuhkan ilmu pengetahuan dan skill untuk bisa berkarya bagi kelangsungan dan kelancaran kehidupan manusia di bumi menjadi seimbang atau mengalami kerusakan.
Dan carilah pada apa yang telah dianugerahkan Allah kepadamu (kebahagiaan) negeri akhirat, dan janganlah kamu melupakan bahagianmu dari (kenikmatan) duniawi dan berbuat baiklah (kepada orang lain) sebagaimana Allah telah berbuat baik, kepadamu, dan janganlah kamu berbuat kerusakan di (muka) bumi. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang berbuat kerusakan (QS. Al-Qasas [28] : 77)
Sebagaimana ayat diatas maka manusia sebagai khalifah dilarang untuk berbuat kerusakan, kejahatan yang mampu merusak keadilan dan kemakmuran di muka bumi, termasuk menjaga pergaulan dalam islam yang sudah diatur untuk umat islam. Jika kerusakan tetap dilakukan oleh manusia maka yang merugi adalah manusia itu sendiri. Tentunya manusia yang menggunakan akal dan taat kepada Allah akan sadar untuk tidak berbuat kerusakan di semua aspek kehidupannya. Apa yang Allah berikan sudah banyak dan tidak ada kurang satu apapun.
Sebagaimana yang disampaikan di ayat berikut, bahwa keadilan dan hak-hak manusia perlu dijaga keadilan dan keseimbangannya oleh umat manusia. Menjadi khalifah fil ard bukan hanya mengurus alam dan kondisi sendiri, melainkan juga memperhatikan hak-hak hidup orang lain dan berlaku adil. Hal ini menjaga kedamaian di muka bumi serta melangsungkan keadilan adalah nilai-nilai dasar dari ajaran islam yang Rasulullah SAW ajarkan kepada umat islam.
“Dan Syu’aib berkata: “Hai kaumku, cukupkanlah takaran dan timbangan dengan adil, dan janganlah kamu merugikan manusia terhadap hak-hak mereka dan janganlah kamu membuat kejahatan di muka bumi dengan membuat kerusakan”. (QS. Hud [11] : 85)
Kehidupan di dunia adalah sementara. Untuk itu, dunia bukan tujuan akhir dari kehidupan manusia dan juga bukan tujuan dari penciptaan manusia untuk tinggal di bumi. Kehidupan sejati adalah di Akhirat nanti. Untuk itu Allah senantiasa menyuruh melakukan kebaikan untuk mendapatkan pahala akhirat, menyampaikan kebahagiaan surga dan penderitaan neraka, serta memotivasi di setiap ibadah dan perilaku kebaikan dengan balasan pahala. Untuk itu Allah menuntun manusia menuju akhirat dengan memberikan petunjuk agama. Fungsi agama adalah untuk menuntun manusia agar tidak terlena dengan kehidupan sementara dan senantiasa mengejar akhirat.
“Maka berlomba-lombalah kamu dalam kebaikan. Di mana saja kamuberada, pasti Allah akan mengumpulkan kamu semuanya. Sungguh, Allah Mahakuasa atas segala sesuatu” (QS Al Baqarah : 148)
Dalam ayat di atas diketahui bahwasanya Allah sendiri menyuruh manusia untuk berlomba-lomba mengejar pahala akhirat dengan kebaikan. Segala kebaikan tersebut akan diganti dengan kehidupan yang sangat baik yaitu di Surga.
Untuk itu, pahala akhirat bukan hanya simbol belaka namun sebagai credit poin kehidupan manusia untuk mempersiapkannya hingga akhir hidup nanti. Allah Maha Adil untuk menghitung poin tersebut sesuai dengan perilaku manusia ketika di dunia.
“Barangsiapa yang mengerjakan amal saleh, baik laki-laki maupun perempuan dalam keadaan beriman, maka sesungguhnya akan Kami berikan kepadanya kehidupan yang baik[839] dan sesungguhnya akan Kami beri balasan kepada mereka dengan pahala yang lebih baik dari apa yang telah mereka kerjakan” (QS An Nahl : 97)
Apa yang dilakukan manusia di muka bumi ini akan mendapatkan balasannya. Kebaikan akan dibalas dengan kebaikan begitupun keburukan akan dibalas dengan keburukan. Untuk itu, kebaikan dan keburukan manusia semuanya bukan Allah yang menentukan, tetapi manusia itu sendiri mau memilih kehidupan akhir yang mana untuk dipertimbangkan.
Manusia yang memilih kebaikan tentu Allah dengan adil bahkan membalasnya lebih berkali lipat di akhirat kelak. Sedangkan manusia yang memilih jalan keburukan dan kemaksiatan sebaliknya akan mendapatkan siskaan yang juga sangat pedih.
Dampak Jika Manusia Tidak Tahu Tujuan Hidupnya
Manusia yang tidak tahu tujuan diciptakannya maka hidupnya akan terombang ambing dan tidak jelas arah kemana dia akan berjalan. Untuk itu, bersyuukur bagi manusia yang menyadari dan mampu menghayati tujuan hidupnya. Ia akan mengarahkan jalannya pada jalan keselamatan bukan kejahiliahan yang menyesatkan. Selain itu jika manusia tidak mengetahui tujuan hidupnya, ia akan berlaku sombong dan angkuh di muka bumi dengan aturan hidupnya sendiri. Sifat sombong dalam islam adalah sifat yang buruk dan malah akan menjerumuskan manusia, karena orang sombong tidak pernah mengevaluasi dan bertafakur.
Kredit - Islamic Base/Reduksi dalam islam
Manakala pandangan Barat menyebut manusia sebagai homosapiens (bahasa Latin) yang bermaksud mamalia peringkat tertinggi.Selain itu,manusia juga
i. diklasifikasikan sebagai haiwan peringkat tertinggi.
ii.dipercayai wujud 5oo ribu tahun dahulu
Teori evolusi yang dibawa oleh Charles Darwin (1802-1889) seorang Atheis(anti tuhan) yang mengatakan kejadian manusia daripada monyet.
Permulaannya tinggal di atas pokok,kemudian
turun ke tanah.Berjalan menggunakan kaki dan tangan.Mula berdiri tegak & berjalan menggunakan kedua-dua kaki.
Pemahaman terhadap ayat berkaitan ciptaan manusia amat penting kerana Allah SWT menggunakan beberapa kalimah yang berbeza menyebabkan sebahagian orientalis cuba mengelirukan maksud dan tafsiran ayat tersebut. Ayat yang menyebut kejadian manusia adalah seperti berikut:
1. Surah Fatir ayat 11: Dan Allah menciptakan kamu daripada tanah, kemudian daripada (setitis) air benih, kemudian ia menjadikan kamu berpasangan (lelaki dan perempuan).
2. Surah Sajadah ayat 7: Yang menciptakan tiap-tiap sesuatu Dengan sebaik-baiknya, dan dimulakan-Nya kejadian manusia berasal daripada tanah.
3. Surah Mukminun ayat 12: Dan Sesungguhnya Kami telah menciptakan manusia daripada pati (yang berasal) daripada tanah.
4. Surah Soffat ayat 11: (setelah nyata kekuasaan kami) maka Bertanyalah (Wahai Muhammad) kepada mereka (yang engkarkan hidupnya semula orang-orang mati): Adakah diri mereka lebih sukar hendak diciptakan, atau makhluk-makhluk lain Yang Kami telah ciptakan? Sesungguhnya Kami telah mencipta mereka daripada tanah liat (yang senang diubah dan diciptakan semula).
5. Surah al-Hijr ayat 26: Dan Sesungguhnya Kami telah menciptakan manusia (Adam) dari tanah liat yang kering, Yang berasal daripada tanah kental yang berubah warna dan baunya.
6. Surah al-Rahman ayat 14: ia menciptakan manusia (lembaga Adam) daripada tanah liat kering seperti tembikar.
Semua ayat yang berkaitan ciptaan manusia perlu dibahagi kepada dua iaitu kejadian Adam a.s dan kejadian manusia selepas Adam a.s. Jika dilihat kalimah yang digunakan ialah turab, tin, sulalah Min Tin, Tin Lazib, salsal min hamain masnun dan salsal ka al-Fakkhar.
Tujuh kalimah tersebut membawa maksud tanah tetapi mempunyai perbezaan antara satu keadaan dengan keadaan yang lain. Dan kumpulan ayat di atas adalah proses kejadian Adam a.s.
Menurut Sheikh Sy’arawi, tiada pertentangan dalam ayat-ayat kejadian manusia kerana ia adalah proses kejadian. Seumpama baju yang kamu pakai, kamu boleh kata baju ini dibuat daripada kapas, baju ini dibuat daripada bulu rusa atau baju ini dibuat daripada tenunan.
Ia semua adalah proses yang dilalui dalam terbentuknya manusia. Sama juga dengan peralihan bentuk tubuh manusia bermula dengan bayi, kanak kanak, pemuda, dewasa dan tua. Semuanya itu adalah peralihan satu tahap ke tahap manusia.
Susunan ciptaan Adam a.s bermula dengan tanah yang dipanggil turab. Kemudian dicampur dengan air maka jadilah ialah tanah liat yang dipanggil tin.
Dan tanah liat apabila kering bertukar warnanya kehitaman dipanggil hamain masnun. Akhirnya ia bertukar menjadi tanah liat yang kering seperti tembikar. Kemudian Allah SWT tiupkan ruh maka jadilah ia manusia iaitu Adam a.s.
Allah SWT mencipta malaikat daripada cahaya, kejadian syaitan daripada api dan Adam dicipta daripada tanah. Daripada sini dapat difahami bahawa semua mereka mempunyai watak yang berbeza mengikut asal kejadian.
Malaikat adalah makhluk yang suka beribadat, bertasbih dan taat adalah amat sesuai dengan kejadiannya daripada cahaya. Syaitan yang suka melakukan tipu daya, fitnah dan was-waskan orang lain amat sesuai dengan kejadiannya daripada api.
Manusia yang bersifat memakmurkan bumi, ringan tulang, mudah berkira dan ada juga yang susah berinteraksi dengan mereka, pengasar dan pelaku kejahatan adalah amat sesuai dengan kejadiannya daripada tanah.
Cahaya adalah sejenis sahaja sama seperti api yang hanya sejenis sahaja. Tetapi tanah berbeza antara tempat dengan tempat yang lain dan itulah keadaan manusia. Rasulullah SAW menegaskan bahawa: Sesungguhnya Allah mencipta Adam a.s daripada satu genggaman tanah dari seluruh bumi. Maka jadilah manusia daripada mengikut bumi tersebut.
Ada yang berwarna merah, putih, hitam dan yang lain. Begitu juga ada yang bersopan dan baik (muslim), ada yang bengis dan pengasar (bukan Islam). (Riwayat Abu Daud dan Tirmizi)
Hikmah
Hikmah yang terbesar mengapa berlaku proses penciptaan manusia dengan dalam beberapa peringkat kejadian sedangkan Allah boleh berkata kun maka jadilah Adam a.s. Hikmahnya, Allah SWT hendak membezakan kejadian semua makhluknya dengan Adam a.s yang dicipta melaluinya sendiri. Malaikat dicipta daripada tiada begitu juga jin.
Ini dijelaskan menerusi firman Allah SWT yang bermaksud: Hai lblis! apa yang menghalangmu daripada turut sujud kepada (Adam) yang Aku telah ciptakan dengan kekuasaanKu? Adakah engkau berlaku sombong takbur, ataupun engkau dari golongan yang tertinggi?” (Sod: 75)
Selain itu ia juga memberi isyarat kepada mereka yang mendakwa Isa adalah tuhan sedangkan Allah SWT telah menyebut dalam surah Ali-‘Imran ayat 59: Sesungguhnya perbandingan kejadian Isa di sisi Allah adalah sama seperti kejadian Nabi Adam tanpa ayah dan ibu. Allah telah menciptakan Adam daripada tanah lalu berfirman kepadanya: “Jadilah engkau” maka menjadilah ia.
Hakikat kejadian manusia daripada tanah ini juga boleh memberi kesedaran dan keinsafan bagi yang ingkar dan kufur kepada Allah SWT. Peringatan ini diberikan oleh sahabat kepada pemilik kebun yang ingkar kepada Allah SWT.
Ia sebagaimana firman-Nya yang bermaksud: Berkatalah rakannya kepadanya: Patutkah engkau kufur ingkar kepada Allah yang menciptakan engkau daripada tanah kemudian daripada air benih kemudian ia membentukmu dengan sempurna sebagai seorang manusia? (al-Kahfi: 37)
Kesimpulannya perbezaan penggunaan kalimah dalam kejadian manusia yang ada dalam al-Quran tidak bercanggah bahkan ia melengkapkan proses kejadian manusia.
-oleh Prof. Madya Dr. Khairul Anuar Mohamad
PROJECT
MPU
31032
PUAN
AISHAH MOHAMAD SAID
SESI
2020/2021
NAMA |
NO
MATRIK |
NUR
FATIHAH BINTI ROSNIZAM |
15BMA20F3002 |
MUHAMAD
AFIQ BIN CHE GHANI |
15BMA20F3003 |
HARITH
SYAHMI BIN AHMAD ZAPRI |
15BMA20F3020 |
MUHAMMAD
ANIEF ASRIEL BIN MOHAMAD ASRI |
15BMA20F3013 |
Menurut Charles Darwin, proses kejadian manusia adalah berasal daripada binatang, khususnya dari binatang yang berupa mawas manusia. Teori beliau menumpukan perhatian kepada bagaimana bentuk haiwan yang simple berevolusi untuk menjadi bentuk kompleks. Beliau merumuskan pengalaman-pengalamannya bahawa semua jenis binatang berasal dari ameba, sejenis haiwan yang mempunyai satu sel.
Dengan proses pertarungan tabbi (semula jadi), organisma yang kompleks telah dihasilkan, yang penting disini ialah Darwin percaya bahawa organisma-organisma atau spesis-spesis yang kompleks berhasil dari nenek moyang yang sama iaitu spesis yang simple. Darwin sendiri sedar bahawa rekod-rekod fosil tidak menyokong lamunannya tetapi menyimpan harapan bahawa penyelidikan seterusnya akan mengisi kekosongan tersebut.
Teori Darwin Manusia merupakan salah satu makhluk ciptaan untuk melengkapi kehidupan di muka bumi ini. Manusia mempunyai keistimewaan ya...